Rematik Autoimun

Penyakit rematik autoimun (Rheumatic Autoimmune Disease – RAD) adalah penyakit yang gejalanya antara lain perasaan tidak nyaman, peradangan, kaku otot dan rasa sakit pada persendian (muscoskeletal system). Penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit jaringan ikat (connective tissue). Jaringan ikat adalah jaringan yang menghubungkan bagian-bagian tubuh dan organ dalam tubuh. Contoh jaringan ikat adalah kulit, kartilago dan jaringan-jaringan lain pada persendian dan jaringan tubuh yang membungkus organ dalam. Pada penyakit RAD sistem kekebalan tubuh menyerang sendi, otot, kulit, pembuluh darah (blood vessels) dan menyebabkan radang (inflamasi). Radang  - kombinasi antara rasa sakit, melunaknya jaringan, bengkak, kemerahan bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh. Kerusakan ini bisa terjadi dalam bentuk luka (scarring) pada jaringan atau pembuluh darah atau tergerusnya (erosi) persendian.
 
P1-Tangan penderita Rheumatoid Arthritis yang sudah berubah bentuk (source:Wikipedia)
Simptom umum penderita RAD
Penderita RAD umumnya mengalami gejala kelelahan yang amat sangat, sakit atau kaku pada persendian sehingga otot terasa lemah, ruam-ruam di kulit (skin rash), mati rasa (numbness) atau sensasi serasa ditusuk jarum (tingling) pada tangan atau kaki. Kadang-kadang penderita mengalami demam yang tidak diketahui penyebabnya. Ada juga yang mengalami gejala kekeringan di mata atau bahkan rambut rontok. Dengan simptom yang sangat umum dan bermacam-macam seperti itu, cukup susah untuk mendeteksi rematik autoimun baik bagi dokter maupun pasien. Pada tahap-tahap awal RAD susah dideteksi karena belum semua simptom muncul. Pada tahap ini tes laboratorium bisa membantu mendeteksi penyakit autoimun secara umum, tetapi penyakit autoimun yang mana secara spesifik masih belum terlihat jelas. Peran spesialis di bidang rematik (rheumatologist) akan sangat membantu.
Screening pertama yang harus dijalani oleh penderita RAD adalah tes Antinuclear Antibody (ANA). Pada tes ANA, orang tua yang mempunyai infeksi kronis atau pengguna obat-obatan tertentu bisa terdeteksi positif. Jika hasil tes ANA positif, tes ANA harus dikonfirmasi dengan tes yang lain. Hasil tes laboratorium dinyatakan dengan rasio, misalnya 1:40, 1:160 atau 1:640. Rasio 1:40 artinya setelah diencerkan 40 kali, ANA sudah tidak bisa terdeteksi. Rasio 1:40 lebih positif terkena RAD daripada 1:640. Contoh tes laboratorium yang bisa mendeteksi RAD:
·         Anti-dsDNA (lupus)
·         Anti-Sm (lupus dan mixed connective tissue disease)
·         Anti-Sm/RNP (lupus dan mixed connective tissue disease)
·         Anti-SSA/SSB (Sjgren syndrome)
·         Anti-Jo-1 (dermatomyositis, polymyositis)
·         Anti-Scl-70 (Scleroderma)
Pengobatan
Pengobatan RAD tergantung dari seberapa parah gejala yang diderita pasien dan keunikan yang dimiliki masing-masing penderita. Satu hal yang pasti adalah pentingnya identifikasi RAD dan pengobatan sedini mungkin untuk menghambat laju penyakit dan mempertahankan fungsi persendian dan organ dalam. Dibawah ini adalah pengobatan yang biasa diresepkan dokter untuk penderita RAD:
·         NSAIDs (non steroidal anti-inflammatory drugs) untuk meredakan sakit dan bengkak. Contoh: Ibuprofen, fenoprofen, naproxen, celecoxib, dan aspirin.
·         Steroid (glucocorticoids) digunakan untuk mengendalikan radang dan menekan sistem kekebalan. Obat-obatan ini bisa menekan kekebalan sehingga mencegah kerusakan organ. Jika anda belum mengerti mengapa penyakit autoimun diatasi dengan melemahkan sistem kekebalan tubuh, anda perlu membaca bagian lain di website ini tentang dasar-dasar sistem kekebalan tubuh.
·         DMARDs (disease-modifying anti-rheumatics drugs) digunakan untuk menekan sistem kekebalan yang over reaktif.  Contoh methothrexate, cyclophospamide, azathioprine, dll
·         Produk biologi (biologic medical product), merupakan obat jenis baru. Obat kategori ini bekerja dengan cara  menginterupsi proses terjadinya peradangan. Contoh adalimurnab, etanercept (Enbrel), infliximab, rituximab, abatacept, dll.
Penyakit-penyakit yang dikategorikan sebagai RAD
Lupus
Lupus disebut penyakit autoimun sistemik (multi-sistem) karena Lupus menyerang hampir seluruh organ tubuh yaitu pembuluh darah, otot, sendi, paru-paru, ginjal, jantung dan sistem saraf pusat. Ada tiga jenis kategori lupus. Yang paling umum dijumpai adalah Systemic Lupus Erythematosus (SLE), biasanya ketika orang menyebut Lupus yang dimaksud adalah SLE. Discoid Lupus Erythematosus adalah Lupus yang menyerang kulit, ditandai dengan penebalan kulit, munculnya sisik dan kemerahan pada wajah dan leher. Ada penyakit lupus yang diakibatkan karena konsumsi obat-obatan (Drug-Induced lupus). Lupus jenis ini biasanya akan hilang dengan sendirinya jika konsumsi obat dihentikan.
Simptom Lupus
·         Pembengkakan sendi
·         Otot sakit
·         Kelelahan yang amat sangat
·         Demam
·         Ruam-ruam di kulit, kemerahan pada wajah yang biasanya menyerupai bentuk kupu-kupu
·         Sensitifitas terhadap matahari atau cahaya
·         Luka pada mulut dan hidung bagian dalam
·         Gangguan ginjal (kencing bercampur darah atau kadar protein tinggi)
·         Rambut rontok
·         Sakit di dada saat menghirup nafas dalam-dalam
·         Kelenjar-kelanjar tubuh membengkak
·         Sel-sel darah tidak normal (sel darah putih, merah dan platelet terlalu sedikit)
·         Jika kedinginan jemari memucat atau berubah ungu (Raynaud’s phenomenon)
·         Darah mengental (hypercoagulability)
·         Gangguan saraf (gangguan cognitive dan kejang-kejang)
 
Rheumatoid Arthritis (RA)
Penyakit autoimun dimana sistem kekebalan menyerang synovium (lining of the joints). RA juga bisa menyerang paru-paru, ginjal dan organ lainnya. Symptom RA meliputi sakit dan kaku pada persendian. Pada tahap lanjutan, terjadi perubahan bentuk tulang dan sendi (deformity) sehingga sangat mengganggu mobilitas. Kadang-kadang gejala-gejala diatas disertai dengan kelelahan, demam, turun berat badan, anemia dan inflamasi di mata.
Scleroderma
Scleroderma adalah sekumpulan penyakit dimana terjadi pertumbuhan yang tidak normal dari jaringan ikat. Penyakit ini menunjukkan gejala-gejala berikut : kulit terasa keras, tebal dan mengencang sehingga pembuluh darah dan organ dalam ikut terpengaruh. Jika wajah terkena scleroderma, wajah tidak akan tampak simetris. Pada penderita scleroderma sistemik muncul kondisi-kondisi yang disingkat menjadi akronim CREST.
·         Calcinosis, kondisi dimana pada jaringan ikat terakumulasi calcium dalam konsentrasi yang tinggi
·         Raynaud’s phenomenon, pembuluh darah di jemari menyempit jika kedinginan. Jika darah mengalir lagi jari jemari akan kembali memerah.
·         Esophageal dysfunction, otot-otot halus di esophagus tidak sanggup bergerak normal sehingga mengakibatkan kesulitan saat menelan dan chronic heartburn (sensasi terbakar pada dada bagian bawah)
·         Sclerodactyly, tumbuhnya kulit yang tebal dan kencang pada jemari
·         Telenagiectasias, munculnya bintik-bintik pada wajah dan tangan yang disebabkan oleh pembengkakan pembuluh-pembuluh darah
Pada tahap lanjut pasien bisa mengalami kondisi pulmonary hypertension (tekanan darah tinggi pada pembuluh darah paru-paru) dan gangguan ginjal.
Sjgren syndrome
Penyakit ini menyerang kelenjar-kelenjar yang mengatur kelembaban seperti kelenjar liur dan air mata. Penyakit ini menyebabkan mulut, mata dan vagina mengering. Seperti halnya penyakit-penyakit lain yang sudah disebut diatas, Sjgren syndrome juga menyerang organ-organ dalam seperti ginjal, pembuluh darah, paru-paru, hati, pancreas, gastrointestinal (lambung dan usus), dan sistem saraf. Kadang-kadang disertai kelelahan dan nyeri sendi. Penyakit ini memperbesar peluang pasien terkena limfoma.
Myositis
Myositis adalah kondisi autoimun yang mengakibatkan kelemahan otot. Pada Polymyositis, terjadi radang otot di sekujur tubuh. Kadang-kadang disertai kesulitan saat menelan, demam dan kehilangan berat badan. Pasien akan kesulitan bangkit dari posisi duduk, mengangkat benda-benda dan menaikkan tangan hingga posisi diatas kepala. Dermatomyositis adalah penyakit dengan gejala yang hampir sama seperti polymyositis. Yang membedakan adalah pada dermatomyositis muncul bercak-bercak ungu kebiruan pada leher, wajah, bahu dan dada bagian atas.
Mixed Connective Tissue Disease (MTCD) dan Undifferentiated Connective Tissue Disease (UTCD)
MTCD adalah penyakit yang menyerang jaringan ikat. Para ahli masih memperdebatkan apakah MTCD adalah penyakit tersendiri atau penyakit-penyakit jaringan ikat yang tumpang tindih karena gejalanya adalah gabungan dari gejala-gejala Lupus, Scleroderma, Sjorgen dan Myositis. UTCD adalah penyakit RAD yang mempunyai sebagian dari gejala-gejala penyakit jaringan ikat yang disebutkan diatas tetapi jenis dan kualitasnya tidak cukup untuk diklasifikasikan ke dalam salah satu penyakit. Biasanya orang yang menderita UTCD mengalami derita ringan dimana organ dalam tidak ikut terimbas.

P2-Bagian-bagian persendian (gambar diambil dari Wikipedia)
Spondyloarthropathies
Kelompok penyakit ini menyerang persendian dan mengakibatkan inflamasi pada tulang belakang. Jenis-jenis penyakit ini:
  • Ankylosing spondylitis (AS) ditandai oleh radang kronis pada persambungan tulang belakang. Pada beberapa kasus terjadi radang pada sambungan bahu, tulang iga, pinggul, lutut dan kaki. AS dapat menyerang persambungan antara tulang dan tendon, ligamen atau joint capsule (salah satu komponen persendian – lihat gambar diatas). Ciri-ciri utama penyakit ini adalah peradangan pada sacroiliac joints (sambungan antara tulang belakang dan pelvis). Jika dibiarkan terlalu lama akan terjadi pertumbuhan tulang tambahan sehingga tulang belakang akan kehilangan fleksibilitas.
  • Psoriasis Arthritis adalah arthritis yang berhubungan dengan psoriasis. Psoriasis adalah penyakit autoimun pada kulit yang ditandai oleh kulit kemerahan, bersisik dan bercak-bercak kering. Kurang lebih 30% penderita Psoriasis terkena (Psoriasis) Arthritis dengan gejala rasa sakit, bengkak dan rasa kaku pada sendi.
  • Reactive arthritis adalah arthritis yang terjadi karena adanya infeksi. Sendi-sendi menjadi bengkak, lunak dan terasa hangat terutama di daerah kaki bagian bawah paha (lower extremity).
  • Enteropathic spondyloarthritis adalah arthritis yang menyertai inflammatory bowel diseases seperti Crohn’s disease dan ulcerative colitis.
Catatan: Artikel diatas adalah terjemahan bebas dari website AARDA (American Autoimmune Related Disease Association).
Catatan khusus: Seorang customer penulis (penderita Ankylosing Spondylitis) mengalami perbaikan yang signifikan setelah mengkonsumsi Transfer Factor Tri Factor Formula (TF Advance) secara teratur.
Referensi

2 komentar: Leave Your Comments

  1. Good info, lanjutkan dengan artikel artikel yang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih. Kalau ada saran silakan, nanti saya pertimbangkan.

      Hapus

More

Whats Hot