Sebagai sebuah kesatuan, sistem kekebalan tubuh kita berfungsi secara luar biasa
melindungi diri kita dari mikroorganisma penyebab penyakit. Sesekali memang terjadi
kegagalan: Bakteri / virus berhasil menembus pertahanan ini dan membuat kita
sakit. Hal ini menimbulkan pertanyaan : Apakah bisa kita melakukan sesuatu
untuk menyempurnakan kekebalan tubuh kita? Bagaimana kalau kita mengubah pola
makan kita? Vitamin atau herbal barangkali? Atau mengubah gaya hidup kita untuk
mendapatkan kekebalan tubuh yang sempurna?
Dua bakteri penyebab gonorrhea sedang dimusnahkan oleh fagosit yang besar (sumber : foto dari Michael N. Stambach, Ph.D., Harvard Medical School) |
Gagasan
untuk meningkatkan kinerja sistem kekebalan tubuh kita amatlah menarik, tapi
tak semudah yang kita bayangkan. Sistem kekebalan tubuh disebut sistem bukanlah tanpa alasan. Disebut sistem
karena memang bukan berupa sel tunggal yang berdiri sendiri-sendiri. Supaya dapat
berfungsi dengan baik harus ada keseimbangan dan harmoni diantara sel-sel
tersebut. Ada begitu banyak keterkaitan diantara sel-sel kekebalan yang belum
diketahui oleh peneliti. Bahkan hingga saat ini, sebagai contoh, tidak ada
bukti ilmiah yang sanggup membuktikan hubungan langsung antara gaya hidup dan kinerja
kekebalan tubuh.
Tapi
bukan berarti pengaruh gaya hidup sehat bagi fungsi kekebalan tubuh tidak perlu
diteliti. Cukup banyak ahli yang terjun untuk mengkaji kaitan antara diet,
olahraga, umur, stress dengan sistem kekebalan tubuh. Hasil-hasilnya cukup
menjanjikan, walaupun semuanya masih dianggap laporan tahap awal (preliminary)
karena para ahli masih terus berusaha memahami bagaimana sistem kekebalan tubuh
bekerja dan bagaimana memformulasikan pengukuran (measurement) yang menjadi
parameter fungsi kekebalan tubuh. Walaupun demikian, mengadopsi gaya hidup
sehat secara umum adalah langkah awal yang tepat untuk menempuh perjalanan menuju
fungsi kekebalan tubuh yang prima.
Gaya hidup sehat
Berikut
adalah panduan gaya hidup sehat secara umum:
- Tidak merokok
- Makan makanan yang banyak mengandung buah, sayur, biji-bijian utuh (whole grain), dan lemak tidak jenuh (low saturated fat)
- Olahraga teratur
- Berat badan ideal
- Menjaga tekanan darah
- Jaga konsumsi alkohol (jika anda mengkonsumsi) secukupnya saja
- Cukup istirahat
- Pencegahan terhadap infeksi secara umum (higienitas : cuci tangan, proses memasak yang matang)
- Lakukan tes kesehatan secara berkala sesuai umur dan faktor resiko
Bagi
para ahli cara kerja sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan masih merupakan
misteri besar, walaupun ada beberapa fakta yang telah diketahui. Misal : Jika
jumlah sel T menurun (contohnya pada penderita HIV / AIDS) hingga jumlah
tertentu, pasien akan jatuh sakit karena tidak ada cukup sel T untuk memerangi
infeksi. Namun secara garis besar pengukuran secara kuantitatif untuk mengukur
pengaruh makanan, obat / suplemen, olahraga, dan stress terhadap fungsi
kekebalan tubuh belum bisa dilakukan. Sehingga bukti-bukti yang ada saat ini
lebih didasarkan pada pendekatan statistik.
Umur dan kinerja sistem kekebalan
tubuh
Para
peneliti percaya bahwa bertambahnya usia berpengaruh pada turunnya fungsi sistem
kekebalan yang pada gilirannya mengakibatkan naiknya peluang terjadinya infeksi
dan kanker pada manusia lanjut usia. Hal ini terlihat dari trend peningkatan penyakit
yang berhubungan dengan infeksi dan kanker di negara maju karena naiknya usia
harapan hidup. Para ahli menduga naiknya kasus infeksi di saluran pernapasan,
flu dan pneumonia berkaitan dengan menurunnya jumlah sel T yang diduga karena
penurunan fungsi thymus. Bisa juga karena sumsum tulang menjadi semakin tidak
efisien dalam memproduksi stem cell. Turunnya fungsi sistem kekebalan dalam
menghadapi infeksi bisa terlihat pada respon manula terhadap vaksin.
Efektifitas vaksin flu terhadap manula (usia diatas 65) adalah 23% sedangkan
pada anak-anak yang sehat adalah 38%.
Pada
manula sering terjadi kondisi yang disebut micronutrient
malnutrition, suatu kondisi dimana manula menderita kekurangan beberapa
nutrisi tertentu (mineral / vitamin). Hal ini terjadi dikarenakan para manula
cenderung makan lebih sedikit dan kurang bervariasi.
Pengaturan Makanan / Diet
Fakta
menunjukkan bahwa orang yang berada pada kondisi ekonomi lemah dan mengalami
gizi buruk cenderung rentan terhadap penyakit yang diakibatkan oleh infeksi.
Walaupun belum banyak studi yang meneliti kaitan antara gizi dan system
kekebalan tubuh manusia tapi paling tidak ada sekelompok peneliti yang dari
percobaannya menyimpulkan bahwa tikus yang tidak mendapatkan protein yang cukup
mengalami penurunan jumlah dan fungsi sel T, makrofag dan immunoglobulin A
(antibody IgA).
Ada
bukti-bukti yang menunjukkan bahwa kurangnya vitamin dan mineral berpengaruh
pada kemampuan tubuh melindungi dari dari penyakit. Walaupun studi-studi belum
bisa merujuk pada hitungan kuantitatif, peran vitamin dan mineral bagi
kesehatan sudah cukup jelas. Jika anda curiga bahwa anda tidak mendapat cukup
nutrisi (bisa jadi karena anda bukan penggemar sayuran dan serat lainnya),
mengkonsumsi suplemen vitamin dan mineral bisa membantu anda, asalkan jangan
berlebihan karena konsumsi vitamin dan mineral yang berlebihan justru bisa
berbahaya.
Selenium. Menurut beberapa penelitian,
kekurangan selenium meningkatkan resiko terkena kanker kandung kemih (bladder),
kanker payudara, kanker usus (colon, rectum), kanker paru-paru dan kanker
prostat.
Vitamin A dan B2. Vitamin A berperan penting
dalam pencegahan infeksi dan mempunyai keterkaitan dengan beberapa jenis sel T,
B dan cytokines. Vitamin B2 juga mempunyai peran serupa.
Vitamin B6. Menurut beberapa penelitian,
kekurangan vitamin B6 dapat mengurangi respon kekebalan tubuh. Kecukupan
vitamin B6 memulihkan kinerja sistem kekebalan, akan tetapi dosis tinggi
vitamin B6 akan meningkatkan resiko tumor.
Vitamin C. Vitamin C bekerja bersama-sama
dengan micro-nutrient yang lain meningkatkan kinerja sistem kekebalan secara
umum.
Vitamin D. Sudah lama para dokter
mengetahui bahwa sinar matahari bisa membantu penyembuhan tuberculosis.
Belakangan baru diketahui bahwa vitamin D yang diproduksi oleh kulit saat
terpapar sinar matahari memicu reaksi antimicrobial terhadap Mycobacterium
tuberculosis, bakteri penyebab TBC. Lebih lanjut mengenai vitamin D dan sinar
matahari dapat anda baca di sini.
Vitamin E. Sebuah studi menunjukkan dosis
tambahan vitamin E pada pasien usia lanjut (65 ke atas) meningkatkan respon
antibody pada vaksinasi hepatitis B dan tetanus.
Seng (Zinc / Zn). Kekurangan seng menurunkan
fungsi sel-sel kekebalan tubuh secara umum, akan tetapi terlalu banyak seng
juga mempunyai efek serupa.
Referensi
- Howto Boost Your Immune System – Harvard Health Publication (Harvard Medical School)
- Contribution of SelectedVitamins and Trace Elements to Immune Function (Summary) – NBCI (National Center for Biotechnology Information)